Jumat, 20 Juni 2014

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu"

ada seorang raja yang setiap pergi berburu selalu ditemani oleh seorang sahabatnya yang terkenal dengan ketakwaan dan wirainya. Tiap kali raja menemui sesuatu yang tidak mengenakkan, sahabatnya selalu berkata, “Semoga itu baik, insya Allah.” Kata-kata ini selalu diulang-ulangin
ya pada setiap kejadian yang secara dhahir adalah kejadian buruk.
Mentari pagi sudah mulai menampakkan dirinya. Tetapi Rista belum juga tidur. Rista menangis sejak tadi malam. Rista masih tidak terima atas keputusan kekasihnya yang menginginkan hubungan mereka berakhir. Rista sangat mencintai kekasihnya itu sehingga saat kekasihnya memutuskan hubungan dengannya, dia sangat terpukul sekali. Hatinya hancur ketika mantan kekasihnya itu mengucapkan kata berpisah tanpa ada sebab jelas. Setelah Rista merasa lelah karena menangis semalam suntuk, dia pun mulai memetik senar gitar dan menyanyikan lagu yang mewakili perasaannya saat ini.

Pernahkah kau merasa jarak antara kita. kini semakin terasa stelah kau kenal dia. Aku tiada percaya teganya kau putuskan indahnya cinta kita. Yang tak ingin ku akhiri. Kau pergi tinggalkan ku...

Tak pernahkah kau sadari. Akulah yang kau sakiti. Engkau pergi dengan janjimu yang telah kau ingkari. Oh Tuhan tolonglah aku hapuskan rasa cintaku. Aku pun ingin bahagia walau tak bersama diaaa...

Memang takkan mudah bagiku tuk lupakan sgalanya.. Aku pergi untuk diaa..


Judika - Aku Yang Tersakiti


Itulah sepenggal lirik lagu yang mewakili perasaannya. Rista merasakan ada orang ketiga di balik hancurnya hubungannya dengan mantan kekasihnya itu. Tetapi Rista mencoba untuk mengikhlaskan mantan kekasihnya itu untuk orang lain. Walaupun hatinya masih tak rela.


Pagi berganti siang, siang berganti malam, dan malam berganti pagi. Hari demi hari Rista lalui dengan senyuman. Dia tak ingin menampakkan kesedihannya itu kepada orang lain. Rista berusaha menjalani hari dengan penuh senyuman tanpa mantan kekasihnya itu. Rista sadar, untuk apa dia bersedih terus. Toh, mantannya itu enggak akan kembali lagi ke dia. " Keep smile Rista, tanpa dia, kamu masih bisa hidup kok. Berpisah dengannya bukanlah akhir dari segalanya :) " kata Rista pada dirinya sendiri.

Selama 2 tahun Rista men-jomblo. Rista termasuk gadis yang cantik, cerdas, baik, dan mudah bergaul. Tidak sedikit yang menyukainya. Banyak para cowok yang ingin menjadi kekasihnya, tetapi diantara cowok-cowok yang menyukainya, tidak ada 1 pun yang berkenan di hatinya. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang cowok yang beda menurutnya.

Nama cowok itu adalah Ivan. Mereka bertemu di Party sahabatnya Rista yaitu Sasha. Awalnya Sasha yang mengenalkan Ivan kepada Rista. Dan setelah berkenalan, mereka pun ngobrol-ngobrol. Mereka sangat cepat akrab. Semenjak itu pun mereka semakin dekat dan semakin akrab. Dan akhirnya mereka bersahabat.


Ivan selalu curhat dengan Rista. Dan Rista pun begitu. Persahabatan mereka sangat erat, sampai-sampai kemana-kemana selalu berdua. Menurut Rista, Ivan itu orangnya asyik, perhatian, pengertian, baik, mudah bergaul, suka bikin Rista tertawa. Pokoknya, di mata Rista Ivan itu perfect. walaupun sebenarnya manusia itu enggak ada yang perfect sih ! hehe.


Lama-kelamaan Rista mulai mencintai Ivan. Namun, Rista memendamnya. Dia enggak mau Ivan tau tentang perasaan dia ke sahabatnya itu. Karena Ivan mempunyai kekasih dan Rista takut hubungan Ivan dengan kekasihnya hancur karena Rista. Di samping itu, Rista juga takut, hubungan persahabatannya dengan Ivan hancur karena perasaannya itu. Lama Rista memendam perasaannya itu. Dan sampai akhirnya Ivan putus dengan kekasihnya tanpa sebab yang jelas pula. Ivan sedih saat itu. Rista menyadari bahwa Ivan sangat mencintai kekasihnya itu. Semenjak itu, Rista mencoba membuang jauh-jauh perasaannya ke Ivan. Walaupun itu sangat sulit menurut Rista. Dan untuk yang ke-2 kalinya, Rista harus merelakan orang yang Dia cintai, mencintai orang lain.

* * *
Rista selalu menghibur Ivan. Rista tak ingin melihat orang yang dia cintai itu bersedih terus. Rista juga sangat perhatian dengan sahabatnya itu. Dengan semua sikap Rista ke Ivan, mata hati Ivan pun terbuka. Dan Ivan pun menyadari bahwa ada yang lebih memperhatikannya daripada mantan kekasihnya itu. Lama-kelamaan, tanpa di sadari Ivan pun mencintai Rista. Tetapi Ivan tidak ingin menyatakan cintanya kepada Rista tergesa-gesa. Ivan ingin mencari waktu yang tepat untuk menyatakan semuanya.

Once upon a time, Rista mengajak Ivan untuk berlibur ke Bali. Tentu saja Ivan sangat mau. Dan keesokkan harinya mereka pun berangkat ke Bali dengan menggunakan pesawat. Dan sampailah mereka di Bali. Mereka mencari tempat penginapan. Dan akhirnya ketemu. Mereka memesan 2 kamar. Lalu mereka beristirahat.


Keesokkan harinya Ivan dan Rista mengelilingi kota Bali dengan di antar seorang pemandu wisata. Sore harinya, mereka menuju sebuah pantai di Bali. Pantainya sangat indah. Suasananya tenang. Mereka berdua pun duduk-duduk di tepi pantai sambil menikmati pemandangan yang ada. Dan tibalah muncul di pemikiran Ivan bahwa inilah saat yang tepat untuk menyatakan perasaannya kepada Rista. Mereka berdua pun duduk-duduk di tepi pantai sambil menikmati pemandangan yang ada.


Ivan : " Rista? "

Rista : " iya. Apa van? "
Ivan : " Boleh nanyak nggak? "
Rista : " Boleh. Mau nanya apa van? "
Ivan : " Perasaan kamu ke aku sebenarnya gimana sih? "
Rista : ( sambil terkejut dan gugup menjawab pertanyaan Ivan ) " Aku sayang sama kamu tapi hanya sekedar sayang kepada seorang sahabat aja. knapa kamu nanya gitu van? "
Ivan : ( kecewa ) " oh. nggak ada kok ris. Aku boleh jujur ngga ris? "
Rista : " Ya boleh laahh "
Ivan : " Sebenarnya aku sayang sama kamu ris. Aku cinta sama kamu. "
Rista : " Aku udah tau kok! haha. "
Ivan : " Tapi aku mencintai kamu lebih dari aku mencintai sahabat ris! "
Rista : ( Terkejut ) " akh! kamu nggak usah becanda deh van. Nggak lucu tauk! "
Ivan : " Aku sedang nggak becanda ris. Aku serius! "
Rista : " Bukannya kamu sangat mencintai mantan kekasih mu itu. kenapa sekarang kamu mencintai aku? "
Ivan : " Karna aku sadar, ada orang yang sangat memperhatikan aku daripada mantanku itu. Dan aku merasa kamu sayang kepadaku lebih dari syang ke seorang sahabat. iyakan ris? "
Rista : " hmp. Iya van. Aku memang menyayangimu lebih dari seorang sahabat. Namun aku berusaha untuk memendamnya karna aku tak mau merusak hubungan persahabatan kita "
Ivan : " kenapa kamu ngomong gitu ris? ngapa kamu engga jujur aja dari dulu. Hmp -,- "

Heniing .......................................................


Ivan : ( sambil memegang tangan Rista ) " Ris , aku cinta sama kamu. aku sayang sama kamu. Kamu maukan hubungan kita lebih dari sahabat? "

Rista : ( Gugup ) " Aku mau saja van. Tapi kamu harus janji ya, jika suatu saat nanti kita putus. Kita tetap jadi sahabat yah? dan kamu harus janji juga, jangan sampai ada orang ketiga diantara kita. bisa?"
Ivan : " Sangat bisa. Aku JANJI. aku akan membahagiakan kamu semampu aku! Aku Janji! tapi kamu janji juga ya? "
Rista : " JANJI ! " ( smbil trsnyum ) " Sekarang kita pacaran nih ? "
Ivan : " menurut kamu? "
Rista : " Ya gitu deh! haha "

Kebetulan saat itu Rista membawa gitar. Dan Ivan pun memainkan gitar itu. Merekapun bernyanyi bersama. Sambil menikmati pemandangan matahari yang akan tenggelam.


Inilah aku apa adanya, yang ingin membuatmu bahagia. Maafkan bila ku tak sempurna. Sesempurna cintaku padamu...

Ini juga ku apa adanya. yang ingin slalu disampingmu. Ku tahu semua tiada yang sempurna. Dibawah kolong langit ini...

Jalan kita masih panjang. Ku ingin kau slalu di sini...

Biar cinta kita tumbuh harum mewangi. Dan dunia menjadi saksinya. Untuk apa kita membuang- buang waktu. Dengan kata-kata perpisahan.

Demi cinta kita aku akan menjaga. Cinta kita yang tlah kita bina. Walau hari terus berganti hari lagi...

Cinta Kita Abadi Selamanya...


Semenjak itu mereka berdua semakin dekat saja. Dan tiba saatnya mereka kembali ke Pekanbaru. Saat di Pekanbaru, hubungan mereka baik-baik saja.


Sudah 3 tahun mereka berpacaran. Ada suka, dukanya dan yang pasti selalu ada pertengkaran, dan masalah. Namun mereka dapat mengatasi semuanya.. Sampai saat ini, cinta mereka masih hangat seperti yang dulu. Cinta mereka bagaikan cinta Romeo dan Juliet. Ahay! hahaha :D Mereka sangat bahagia dengan hubungan mereka saat ini. Akhirnya Rista menemui Cinta Sejatinya kembali. Walaupun Cinta itu sempat hilang. Namun, kini telah ada pengganti Cinta yang hilang itu. Dan penggantinya ini lebih dari yang sebelumnya.


Kini, mantannya Rista, ingin kembali kepada Rista dan menyuruh Rista untuk memutuskan Ivan. Spontan saja, Rista langsung menampar mantannya ini lalu Rista pergi dari hadapan mantannya ini. Rasa Penyesalan datang menghantui pikiran mantan kekasihnya Rista. Dia sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan orang yang tulus mencintai dia. Mantan Rista ini telah terkena KARMA !

END

Kutipan: Jangan pernah menyia-nyiakan orang yang telah mencintaimu dengan tulus. karna suatu saat kamu pasti akan terkena Karma.

Tidak selamanya cinta itu berakhir dengan duka. Mulai dari sekarang, bukalah mata hati kita. supaya kita tau. Apakah ada orang yang mencintai kita setulus hati seperti di cerpen " Tak Selamanya Cinta itu Berakhir Duka " ?

Amr bin al-Ash


Namanya adalah Amr bin Ash bin Wail bin Hisyam bin Said bin Sahm al-Qurasyi as-Sahmi. Di antara jasa besarnya adalah ketika Umar bin Khattab mengamanatinya untuk menaklukkan Mesir, dan dia berhasil menunaikan amanat tersebut. Amr merupakan salah seorang pahlawan bangsa Arab yang sangat terkenal, sekaligus seorang politisi yang cemerlang. Terkenal dengan kecerdasan dan kepintarannya mengatur siasat.

Sebelum Memeluk Islam
Kuniah Amr bin al-Ash adalah Abu Abdullah atau Abu Muhammad. Ia adalah seorang pedagang yang biasa bersafar ke Syam, Yaman, Mesir, dan Habasyah. Amr bin al-Ash memiliki bakat alamiah yang komplit, seorang penunggang kuda yang mahir, termasuk di antara kesatrinya kaum Quraisy, negosiator ulung, dan ia juga seorang penyair yang puitis dan fasih bahasanya. Tidak heran, mengapa orang-orang Quraisy mengirimnya untuk melobi an-Najasyi agar mengembalikan orang-orang Mekah yang hijrah ke Habasyah.

Keislaman Amr bin al-Ash
Amr bin al-Ash masuk Islam pada tahun 8 H setelah kegagalan Quraisy dalam perang Ahzab dan enam bulan sebelum penaklukkan Kota Mekah. Saat itu ia datang bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah ke Kota Madinah. Ketika tiga orang ini menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Rasulullah menatap ketiganya, lalu bersabda, “Mekah telah memberikan putra terbaiknya untuk kalian (umat Islam).”
Amr bin al-Ash mengatakan, “Pada saat Allah menganugerahkan hidayah Islam di hatiku, aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Aku mengatakan, ‘Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda’. Rasulullah pun menjulurkan tangan kanannya kepadaku. Lalu kutahan tanganku –sebentar-.
Rasulullah bertanya, ‘Ada apa wahai Amr?’
Kujawab, ‘Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku’.
Rasulullah mengatakan, ‘Apa syarat yang kau inginkan?’
Aku menjawab, ‘Agar dosa-dosaku diampuni.’
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidakkah engkau ketauhi, bahwa keislaman menghapuskan dosa-dosa sebelumnya? Demikian juga hijrah menafikan kesalahan-kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?’ (HR. Muslim).”
Di masa keislamannya, Rasulullah dekat kepadanya dan mendidiknya dengan pendidikan tauhid yang murni. Rasulullah tahu, Amr adalah orang yang istimewa, terkenal dengan keberanian dan bakat-bakat lainnya. Rasulullah mengutus kepadanya seorang utusan yang membawa pesan, “Bawalah pakaian dan senjatamu, lalu temuilah aku.”
Amr mengatakan, “Lalu aku menemui beliau yang saat itu sedang berwudhu. Beliau menatapku lalu menganguk-anggukkan kepalanya. Setelah itu beliau bersabda,
إِنِّى أُرِيدُ أَنْ أَبْعَثَكَ عَلَى جَيْشٍ فَيُسَلِّمَكَ اللَّهُ وَيُغْنِمَكَ وَأَرْغَبُ لَكَ مِنَ الْمَالِ رَغْبَةً صَالِحَةً
“Sesungguhnya aku hendak mengutusmu berperang bersama pasukan. Semoga Allah menyelamatkanmu, memberikan ghanimah, dan aku berharap engkau mendapat harta yang baik.”
Amr menanggapi, “Wahai Rasulullah, aku masuk Islam bukan untuk mencari harta, akan tetapi aku berislam karena aku mencintai agama ini. Dan menjadi salah seorang yang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (sahabatmu).

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا عَمْرُو؛ نِعْمَ المَالُ الصَّالِحُ لِلْمَرْءِ الصَّالِحِ
“Wahai Amr, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki orang yang shaleh.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no.17798 dan Hakim no.2926).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ عَمْرَو بْنَ العَاصِ مِنْ صَالحِي قُرَيْشٍ
“Sesungguhnya Amr bin al-Ash adalah di antara orang-orang yang baik dari kalangan Quraisy.” (HR. Tirmidzi dalam Sunan-nya no.3845).
Dalam riwayat Hakim dalam Mustadrak Rasulullah mempersaksikan bahwa Amr bin al-Ash adalah orang yang beriman bukan seorang laki-laki yang munafik.
ابْنَا الْعَاصِ مُؤْمِنَانِ هِشَامٌ وَعَمْرٌو
“Dua orang anak laki-laki al-Ash adalah orang yang beriman, yaitu Hisyam dan Amr.” (HR. Hakim no.5053 dan Ahmad dalam Musnad-nya no. 8029)
Ini adalah persaksian dari manusia yang paling mulia, yang perkataannya adalah wahyu yang tidak didustakan, atas keimanan Amr bin al-Ash. Rasulullah sangat mencintai dan mengagumi kemampuan Amr bin al-Ash, terbukti dengan beliau mengangkatnya sebagai pimpinan pasukan perang Dzatu Salasil dan mengangkatnya sebagai amir wilayah Oman sampai beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.

Penaklukkan oleh Amr bin al-Ash
Pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq, Amr bin al-Ash turut serta dalam memerangi orang-orang murtad. Setelah itu Abu Bakar mengangkatnya sebagai panglima salah satu pasukan yang diberangkatkan menuju wilayah Syam. Lalu ia bergabung dengan Khalid bin Walid dalam Perang Yarmuk. Kemudian ia merampungkan penaklukkan wilayah Syam. Melalui pemimpin ulung ini, wilayah Gaza, Yafa, Rafah, Nabulus, dll. berhasil dikuasai kaum muslimin.
Pada masa Umar bin Khattab, ia dipercaya memimpin wilayah Palestina. Kemudian Umar memerintahkannya berangkat menuju Mesir untuk menghadapi pasukan Romawi. Umar sangat mengagumi kecerdasan yang dimiliki Amr bin al-Ash, sampai-samapi ia memujinya dengan mengatakan, “Tidak pantas, bagi Abu Abdullah (Amr bin al-Ash) berjalan di muka bumi ini kecuali sebagai seorang pemimpin.” (Riwayat Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq, 46:155).
Tibalah waktu dimana Umar bin Khattab memerintahkan Amr untuk berangkat ke Mesir memerangi orang-orang Romawi. Menyerang negara adidaya ini, Amr hanya diberi bekal 4000 orang pasukan yang berangkat bersamanya. Tanpa perasaan gentar dan takut, pasukan pun bertolak menuju ke tanah para Firaun itu.
Amirul mukminin, Umar bin Khattab tetap memantau pasukan ini, ia senantiasa meneliti kabar-kabar tentang Romawi di Mesir dan juga senantiasa berdiskusi dengan pembesar sahabat. Setelah beberapa diskusi dan mendengar kabar-kabar tentang Romawi, Umar khawatir dengan pasukan Amr, khawatir mereka tidak mampu menghadapi pasukan Romawi yang begitu kuat dan banyak jumlahnya. Akhirnya amirul mukminin menulis surat kepada Amr,
إذا بلغتكَ رسالتي قبل دخولك مصر فارجع، وإلَّا فسِرْ على بركة الله
Apabila suratku sampai kepadamu sebelum engkau memasuki Mesir, maka kembalilah! Tetapi jika engkau sudah memasukinya, lanjutkanlah dengan keberkahan dari Allah.
Akhirnya surat tersebut sampai ke tangan Amr yang kala itu sudah memasuki wilayah Arisy (pinggiran Mesir pen.). Amr bertanya kepada pasukannya, “Apakah kita sudah memasuki Mesir atau masih berada di wilayah Palestina?” Pasukannya menjawab, “Sekarang kita sudah di Mesir.” Lalu Amr mengatakan, “Jika demikian kita lanjutkan perjalanan sebagaimana yang diperintahkan amirul mukminin.”
Pemimpin yang cerdik dan pemberani ini membawa pasukannya menaklukkan kota demi kota di wilayah Mesir. Dimulai dari Kota Farma, kemudian Belbis, dan Ummu Danain. Setelah itu sampailah Amr di kota besar Iskandariyah. Di kota ini terdapat 50.000 orang pasukan Romawi.
4000 pasukan yang tenaganya telah tercurah dalam beberapa peperangan sebelumnya, dengan gagah berani mengepung Kota Iskandariyah yang memiliki pasukan yang besar. Di tengah pengepungan, tersiar kabar bahwa Raja Romawi di Konstantinopel wafat dan digantikan dengan adiknya. Sang adik yang tidak banyak mengetauhi tentang konflik di Mesir ini, memandang tidak ada celah untuk mengalahkan umat Islam. Ia memerintahkan perwakilannya di Mesir, Raja Muqauqis, agar mengikat perjanjian damai dengan umat Islam.
Dalam perjanjian damai itu, tersebutlah beberapa poin berikut ini: (1) Setiap orang menyerahkan dua dinar, kecuali orang tua dan anak-anak, (2) Orang-orang Romawi pergi dengan harta dan barang-barang mereka dari Kota Iskandariyah, (3) Umat Islam menghormati gereja-gereja Kristiani saat memasuki kota, dan syarat lainnya. Setelah itu, Amr mengirimkan kabar gembira ke Madinah bahwa Mesir sudah jatuh ke tangan umat Islam.
Menjadi Gubernur Mesir
 
Masjid Amr bin al-Ash di Kairo. Masjid ini adalah masjid pertama yang dibangun di benua Afrika, pada tahun 21 H/641 M
Orang-orang Mesir menyambut gembira kedatangan umat Islam, hal itu dikarenakan mereka mengetahui keadilan umat Islam dan mereka bebas dari kezaliman dan sifat kasar orang-orang Romawi. Amr bin al-Ash berkata kepada penduduk Mesir, “Wahai penduduk Mesir, sesungguhnya Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan menaklukkan Mesir untuk umat Islam, dan beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- mewasiatkan kami agar berbuat baik kepada kalian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا افْتَتَحْتُمْ مِصْرَ فَاسْتَوْصُوا بِالْقِبْطِ خَيْرًا؛ فَإِنَّ لهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمًا
‘Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang-orang Qibthi ini. Mereka berhak atas perlindungan dan kasih sayang’.” (HR. Muslim no.2543).
Selama masa-masa memimpin Mesir, Amr sangat mencintai dan dicintai rakyatnya. Ia memperlakukan mereka dengan adil dan penuh hikmah. Pada masanya juga Mesir mengalami kemajuan pembangunan, di antaranya perencanaan pembangunan Kota Fustat (sekarang disebut Kairo).

Wafatnya Amr bin al-Ash
Amr bin al-Ash wafat pada tahun 43 H atau 663 M, saat itu umurnya lebih dari 90 tahun. Ia telah meriwayatkan 39 hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketika ia sedang sakit yang mengantarkannya kepada wafat, anaknya Abdullah bin Amr datang menemuianya. Abdullah melihat ayahanda tercinta sedang menangis, lalu ia mengatakan, “Wahai ayahanda, bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kabar gembira kepadamu, bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan kabar gembira kepadamu.”

Kemudian Amr menghadapkan wajahnya dan mengatakan, “Aku mengalami tiga fase perjalanan hidup; dahulu aku adalah orang yang sangat membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku sangat senang apabila aku berhasil menangkapnya lalu membunuhnya dengan tanganku. Seandainya aku wafat dalam fase ini, pastilah aku menjadi penduduk neraka.
Ketika Allah menghadirkan kecintaan terhadap Islam di dalam hatiku, aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kukatakana kepada beliau, ‘Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda’. Rasulullah pun menjulurkan tangan kanannya kepadaku. Lalu kutahan tanganku –sebentar-.

Beliau bertanya, ‘Ada apa wahai Amr?’
Kujawab, ‘Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku’.
Rasulullah mengatakan, ‘Apa syarat yang kau inginkan?’
Aku menjawab, ‘Agar dosa-dosaku diampuni.’
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidakkah engkau ketauhi, bahwa keislaman menghapuskan dosa-dosa sebelumnya? Demikian juga hijrah menafikan kesalahan-kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?’
Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mataku senantiasa membayangkan dirinya. Aku segan menahan pandanganku –menatap matanya saat matanya menatap mataku- yang demikian, karena aku sangat menghormatinya. Kalau sekiranya aku dipinta untuk menjelaskan fisik beliau, -mungkin- aku tidak mampu, karena aku tidak pernah menyorotkan mataku kepadanya karena rasa hormatku untuknya. Jika aku wafat dalam keadaan demikian, aku berharap aku termasuk penduduk surga.
Kemudian terjadilah suatu perkara, yang aku tidak tahu bagaimana keadaanku kala itu. Tidak bersamaku angin yang berhembus demikian juga api. Saat kalian menguburkanku dan kalian lempari aku dengan tanah pekuburan, kemudian kalian berdiri sesaat di pemakamanku, dan aku menunggu apa yang aku akan jawab dari pertanyaan utusan (malaikat) Rab-ku.” (Riwayat Muslim dalam kitab al-iman, no.121)
Demikianlah Amr bin al-Ash, seorang sahabat yang mulia, seseorang yang memiliki jasa besar terhadap penyebaran dan kekuatan Islam juga terhadap umat Islam. Seorang yang dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khalifah setelahnya. Semoga Allah meridhai beliau…

sumber 

Kisah Sahabat Nabi: Safinah, Maula Rasulullah



Pernahkah Anda mendengar kisah seorang sahabat yang mampu menggendong onta, tidak hanya satu onta, tetapi hingga enam onta? Dengan bobot seberat itu, sahabat ini masih tidak merasakan keberatan. Simak kisahnya berikut ini.

Kamis, 19 Juni 2014

Kisah Mualaf Yang Membuat Para Muslim Menjadi Malu


Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)

Sabtu, 07 Juni 2014

Berbulan Madu dengan Bidadari Syurga


Pada zaman Rasulullah Shollallahu Alaihi Wasallam
hiduplah
seorang pemuda yang bernama
Zahid
yang berumur 35 tahun namun
belum juga
menikah. Dia tinggal di Suffah
masjid
Madinah. Ketika sedang
memperkilat
pedangnya tiba-tiba Rasulullah
Shollallahu Alaihi Wasallam
datang

Minggu, 01 Juni 2014

Kisah Ayah yang Terkubur




(Kami dengarkan kisah ini dari ustadz Mokhtar la ferlaz- hafizhahullah-)

Dahulu di yaman
Ada seorang lelaki paruh baya yang rajin
melaksanakan sholat berjamaah di masjid
walaupun rumahnya jauh dari masjid..
Di kala itu belum ada penerangan listrik,
jadi penduduk masih menggunakan pelita
sebagai penerang dalam gelapnya malam.
Orang itu, ketika berangkat di waktu
maghrib dia bawa bersamanya pelita dan
makanan…