Minggu, 27 April 2014

Aku Terpaksa Menikahimu


Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :
 [mohon dibaca sampai selesai, tak usah malas membacanya yah..]
Insya Allah Menginspirasi
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Acha dan Televisi


“Sudah lama?” Wanita itu akhirnya sampai di dekatku. Aku mengangguk.

“Sudah sejam! Tadi saya lupa bawa bekal Pia. Makanya cepat-cepat datang. Mau pulang udah malas. Sekalian mau lihat si Pia menari,” jawabku sambil menunjuk ke arah ruang ekskul untuk menari, tak jauh dari ruang tunggu para penjemput itu. Ruangan itu berbentuk aula, tanpa dinding dan cukup lapang.

Bunda Acha tersenyum. Wanita cantik yang hampir memasuki usia tigapuluh tahun itu ikut melihat ke arah tatapanku. Ruang ekskul yang sedang kami perhatikan, terdengar gaduh oleh suara teriakan anak-anak yang berbicara ditingkahi oleh suara musik yang cukup kencang.

Tapi, senyum riangku sedikit menghilang saat melirik Bunda Acha. Wajahnya justru terlihat murung melihat keramaian kecil di ruangan itu. Tatapannya lurus melihat ke satu sudut ruangan.

“Aduh, si Acha mah… kok malah berdiri menyendiri begitu sih?” Ia menoleh padaku. “Kita gak boleh masuk ya, Bu?”

“Ga bolehlah, Bu. Kan ada Ibu gurunya. Tiga orang lagi.

Biarkan Mereka Tertawa Sejenak



Suatu sore ketika orang-orang sedang sibuk berebut waktu untuk segera pulang kerumah masing-masing setelah melakukan rutinitas pekerjaannya, di sebuah halte busway terlihat seorang bapak dengan 3 anaknya yang masih kecil-kecil. Mereka sedang menunggu datangnya busway yang sebentar lagi akan membawa mereka pulang.

Ketiga anak itu berusia sekitar 8,5 dan 3 tahun. Anak terkecil bagaikan seorang putri, ia begitu cantik dalam dekapan sang bapak, sedangkan kedua anak lainya yang putra sedang asyik bermain-main kesana kemari.


Sabtu, 26 April 2014

KHAULAH BINTI AZUR


Wanita Pejuang Pembela Agama Allah

Perempuan sahabat Rasulullah itu bernama Khaulah binti Azur. Sejak kecil ia pandai memainkan pedang dan tombak. Ia rajin mengasah ketrampilannya itu sampai tiba waktunya berperang membela tegaknya islam bersama para mujahidah lainnya.
Di awal mengikuti rombongan pasukan Islam, ia selalu di barisan belakang. Tugasnya menyiapkan logistik pasukan dan mengobati yang terluka. Ia memberikan semangat kepada pasukan yang akan berperang.

Kamis, 24 April 2014

Wanita yang Dinikahkan Langsung oleh Allah

DIALAH ZAINAB

Nasab
Dialah Ummul Mu’minin Zainab bintu Jahsy bin Riab bin Ya’mar bin Shabirah bin Murrah Al-Asadiyyah. Ibunya adalah Umaimah bintu Abdul Muthallib bin Hasyim bibi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari pihak ayahnya.

Sifat-sifatnya
Dia adalah seorang wanita yang cantik parasnya, merupakan penghulu para wanita dalam hal agamanya, wara’nya, kezuhudannya, kedermawanannya, dan kebaikannya.
Pernikahannya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam